Showing posts with label Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Kuliner. Show all posts

Apr 26, 2013

Duh! Susahnya Cari Sarapan di Kairo



Kalau Jum'at dan Sabtu pagi itu, karena semuanya libur akhir pekan biasanya saya sedikit nyantai dari kegiatan 'ngantor' di dapur. Kebetulan minggu ini long weekend, liburnya ditambah hari Kamis karena bertepatan dengan peringatan serangan Sinai. Sesuatu banget buat saya karena diijinkan si bos buat libur masak..asiiikkkk..

Di Indonesia, aksi libur ngantor di dapur saat akhir pekan seperti ini mungkin nggak bikin ibu-ibu mumet. Pasalnya, banyak penjual makanan dari yang pinggir jalan sampai resto yang jual sarapan sampai makan malam dengan menu beragam. Untuk sarapan, mau nasi pecel, soto, nasi rames, nasi uduk, bubur ayam, lontong sayur semua ada. Cari warung yang buka dari jam 6 bahkan setelah subuh juga ada. Lanjut maksi, menu lain sudah menunggu begitupun makan malam. Kesimpulannya, cari jajanan di Indonesia itu nggak susah apalagi kalau pas libur masak seperti saya ini.

Ternyata aksi libur 'ngantor' tidak mudah di lakukan terutama untuk wilayah Kairo dan sekitarnya. Karena udah terlanjur nggak masak kami coba jalan-jalan sambil cari tempat sarapan, mikirnya seperti pas masih tinggal di Indonesia yang dengan mudah nemu tempat buat nongkrong sarapan. Keliling dekat rumah di daerah Ma'adi, sepi banget nggak satupun yang buka. Ada juga sih yang buka, tapi menunya tho'miyah, fool dan kawan-kawannya. Suami sih oke-oke saja tapi pasukan krucil dan saya sudah ambil kuda-kuda buat protes hehehe...

Keluar dari Ma'adi, sepanjang jalan yang kami lewati tidak ditemukan satu warungpun yang buka. Apalagi hari Jum'at, toko-toko biasanya buka setelah sholat Jum'at. Tidak terasa acara keliling cari sarapan itu berlangsung sampai waktu menunjukkan jam 11.30.. waduh! Tahu begini mendingan makan di rumah pake telur ceplok atau dadar.. beres. Akhirnya perjalanan itu memang tidak membuahkan hasil tapi sukses membuat perut keroncongan. Dan balik kembali ke rumah dengan menu telur ceplok haha...

Orang Mesir memang memiliki jam makan yang aneh. Jam sarapan mereka itu di atas jam 11.00, makan siang jam 18.00, dan makan malam jam 20.00 ke atas. Kalau pagi biasanya mereka cuma ngeshai (ngeteh). Saya pernah dapat undangan makan dari teman kantor suami, saya pikir undangan makan malam karena undangannya setelah maghrib lha ternyata itu undangan untuk lunch hehe...

Makanya nggak heran kalau susah cari warung yang buka pagi-pagi untuk sarapan. Beda banget yah dengan di Indonesia..


Roti Isy, makanan utama orang Mesir :)


Mar 6, 2013

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Mesir


Hal yang paling susah ketika tinggal di negeri orang menurut saya adalah beradaptasi dengan makanannya. Kalau perbedaan iklim, masih bisalah diakali atau perbedaan bahasa, paling tidak bisa dipelajari juga sambil jalan. Lah kalau urusan lidah dan perut, rasanya susah banget buat saya untuk bisa menerima apalagi makanan yang benar-benar berbeda cita rasa dengan makanan Indonesia.

Butuh waktu yang lumayan lama untuk menetralisir rasa makanan yang sebelumnya belum saya kenal agar mau berkenalan dengan lidah Indonesia saya yang fanatik ini. Hanya beberapa makanan sqja yang bisa menaklukkan lidah saya. Jangankan saya, beberapa mahasiswa Al-Azhar yang sudah tinggal lebih lama dari saya saja belum bisa menerima beberapa makanan Mesir sebelum di “edit”. Di edit maksudnya, diolah lagi dengan tambahan bawang merah dan cabe agar ada rasa Indonesianya. Hehehe..

Makanan Mesir memiliki cita rasa asin dengan bumbu rempahnya yang kuat seperti makanan timur tengah lainnya. Kalau masakan Indonesia walaupun ada yang bercita rasa asin tapi masih ada sedikit rasa manis sehingga menghasilkan rasa gurih. Tapi untuk desert dan cemilan, orang Mesir suka rasa yang sangat manis hingga tidak disarankan bagi yang punya masalah dengan giginya seperti gigi berlubang.

Ini contohnya, makanan mirip puding ini namanya Ruz bil Laban dan bikin saya jatuh cinta. Terbuat dari beras yang direndam lalu dimasak menggunakan susu. Setelah itu dipanggang dalam oven. Karamel diatasnya opsional saja hanya variasi dari masakan aslinya. Saya suka makanan ini setelah penasaran dengan penampilannya yang mirip bubur sumsum, lalu saya coba... eh koq enak ya. Rasanya itu tidak terlalu manis seperti cemilan Mesir biasanya. Teksturnya memang mirip bubur sumsum tapi lebih padat sedikit seperti puding. Rasa karamel itulah yang mungkin membuat makanan yang satu ini jadi yummy banget.





Makanan pokok orang Mesir adalah roti Isyh. Karena merupakan makanan pokok, roti isyh harganya amat murah, satu kantong plastik berisi 10 roti hanya 1,5 - 2 LE saja. Kalau makan di restaurant, roti isyh tidak masuk hitungan alias gratis. Roti ini bisa dimakan dengan berbagai cara. Karena memiliki rongga di tengahnya maka roti bisa disi telur, kacang dan sayuran, mirip sandwich. 

Roti isyh yang diisi dengan kacang yang digiling lalu digoreng ini dinamakan Tho'miyah kalau ditambah telur dinamakan Tho'miyah bil beid. Kata mahasiswa dan orang-orang Indonesia yang pernah tinggal di Kairo, tho'miyah ini makanan paling ngangenin. Orang Mesir juga biasa memakan roti Isyh dengan Salata Zabadi semacam keju olahan atau terong yang dibakar lalu dihaluskan namanya Salata Baba Ghonnu. Roti Isy juga bisa dimakan dengan kofta (daging giling berbumbu), ayam panggang, ikan dan lain sebagainya. Seperti nasi untuk orang Indonesia gitu deh..







Di Mesir juga ada beras tapi karena bukan makanan pokok, beras atau nasi dimakan sesekali saja. Biasanya beras dimasak dengan bumbu dan minyak, mirip nasi lemak atau nasi uduk di Indonesia tapi tanpa aroma pandan. Beras atau nasi di sini biasa jadi bahan isian sayuran, seperti paprika, atau daun kol. Itu lho seperti pare untuk siomay, tapi kan parenya diisi daging ikan giling, nah kalau ini isinya nasi bumbu. Makanan ini namanya Mahsy.



Jum’at (2/3) akhir pekan kemarin, saya diajak suami mampir ke sebuah warung di kawasan kampus Al-Azhar. Biasanya yang jadi tempat “ngaso” makan siang kami di daerah ini adalah GAD, sebuah warung yang menyediakan menu makanan yang cukup netral untuk orang Asia seperti saya semacam kebab, burger, shis tawook (potongan ayam mirip sate) dan pizza. Tapi kemarin kami mencoba mampir ke warung sebelah GAD yang baru buka. Menu utama warung ini adalah Fattha. Masakan berupa nasi yang dimasak dengan tomat dan dicampur dengan pasta mirip bihun.



Fattha yang kami pesan adalah Fathha bil Lahma yaitu Fattha dengan daging dan Fattha bil Kawareh yaitu fattha dengan sup kikil sapi. Menu tambahan yang kami pesan adalah Lahma Grill. Sup kikilnya ini mengingatkan saya dengan sup kikil buatan ibu saya. Bumbunya minimalis, sepertinya hanya dibumbui bawang putih saja, bahkan tanpa rasa. Garam dibubuhkan sendiri sesuai selera. 




Nah kalau lahma panggang ini bukan seperti steak yang dipanggang secara langsung di atas bara api tapi daging diumbui bawang merah dan tomat yang hanya diiris, diberi minyak lalu dibungkus dengan kertas alumunium foil baru kemudian di panggang. Rasanya mirip semur daging, agak manis dan tidak terlalu asin. Pokoknya nyambung banget deh sama lidah saya hehehe...





Tak kenal maka tak sayang, sebelum coba jangan bilang nggak enak... Jadi agak aneh kedengarannya kalau tinggal di sebuah tempat tapi tidak mau mencicipi kuliner khasnya. Meskipun butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan tapi memang sebaiknya sebagai pelaku hidup nomaden saya harus menyesuaikan lidah saya dengan makanan setempat, seperti Mesir tempat tinggal saya sekarang. Bisa jadi makanan inilah yang bikin kangen dan membuat saya kembali demi makanan-makanan itu hehehehe....




Bagaimana? Sudah tertarik ingin mencicipi makanan-makanan di atas??? 

Salam hangat dari Kairo.... :)
_____________
*Semua foto adalah koleksi pribadi

Jun 15, 2012

Rujak Soto, Makanan Khas Banyuwangi Bercitarasa Unik

1328286840190567843




Mungkin anda sudah kenal dengan yang namanya rujak, rujak sayur, rujak buah atau rujak cingur dari Surabaya yang terkenal itu. Kemudian anda juga kenal dengan yang namanya soto? Soto Betawi, soto Kudus, soto Madura, soto Bandung, soto Sokaraja, soto Lamongan atau soto Medan. Lalu pernahkan anda merasakan kedua jenis makanan itu dicampur? Hmmmm.... Pasti anda akan mengernyitkan dahi, rasanya seperti apa kalau rujak dan soto di campur?? Aneh??

Jangan keburu bilang nggak enak atau aneh kalau belum mencicipi makanan satu ini. Yaaa... Rujak soto adalah makanan khas dari kota di ujung timur pulau Jawa, Banyuwangi. Rasanya jangan ditanya lagi, anda akan ketagihan jika sudah mencicipinya. Dulu suami saya juga bilang makanan aneh waktu pertama kali saya sebut namanya.  Ehhhh, begitu mencicipi setelah itu setiap kali pulang ke Banyuwangi nggak pernah absen makan rujak soto.

Kalau anda berkesempatan berkunjung ke Banyuwangi, anda akan dengan mudah menemukan warung rujak soto. Tanyakan pada abang becak atau sopir angkutan umum mereka akan menunjukkan warung rujak soto terdekat. Kalau langganan saya sih warung rujak soto Mbak Ida di Jl. Jaksa Agung Suprapto. Atau kalau anda penasaran tapi nggak mungkin datang ke Banyuwangi, maka coba buat sendiri di rumah. Cukup mudah membuatnya koq.

Seperti namanya, makanan ini terbuat dari campuran rujak sayur, lontong dan soto babat atau daging. Bahan-bahan untuk membuat rujaknya adalah kacang tanah, cabe rawit, gula merah, garam dan yang paling penting adalah campuran petis udang dan petis ikan yang semua bahan tadi dihaluskan kemudian dicampur dengan sayuran rebus seperti kangkung, taoge, kacang panjang dan timun segar. Jangan lupa juga irisan tahu dan tempe.

Setelah itu bahan utama untuk soto adalah babat dan usus sapi tapi kalau nggak suka bisa diganti dengan daging. Bumbunya  cukup sederhana, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, ketumbar dan merica yang dihaluskan lalu dimasukkan pada rebusan babat. Jadi deh sotonya...


Setelah itu siramkan soto panas tadi di atas mangkok yang berisi rujak sayur, taburan bawang goreng dan sedikit kecap manis akan menambah citarasanya. Lalu jangan lupa tambahkan kerupuk udang dan emping melinjo sebagai pelengkap. Hhhmmmm......

Masih merasa aneh?? Belum coba sih......


Copyright © Ellys' Notes | Powered by Blogger | Theme by NewBloggerThemes.com

About // Contact // Privacy Policy