Advertisement
Beberapa tahun lalu saya pernah ngomong begini
sama suami.. ,
"Aku tuh pengen berangkat haji sebelum umur 40 tahun. Terus perginya nggak dari Indonesia. Bisa nggak ya?"
Lalu suami bilang ,
"InsyaAllah... Kalau Allah ijinkan, apa sih yang nggak mungkin.."
Ketika pindah ke Mesir th 2011, saya sempat
berharap bisa berangkat dari negara ini. Tapi apa daya, menurut informasi dari teman mahasiswa,
kuota haji untuk orang asing sudah tidak ada lagi. Padahal menurutnya tahun
2007 dia masih bisa berangkat.
Saya terus saja memupuk mimpi.
Setiap kali ada teman yang berangkat haji saya menitipkan do'a agar kami bisa
segera diberi kesempatan berkunjung ke Baitullah. Orang tua, saudara dan teman2
yang berumrah pun tak luput dari titipan do'a.
Gagal Umrah
Tahun 2012 kami mencoba berumrah, pergi berlima bareng
anak-anak. Karena menunggu kesempatan haji tak juga datang, biarlah kami
berumrah dulu. Semua syarat sudah kami urus untuk diserahkan pada travel umroh
di Mesir. Ternyata, ijin dari Sang Maha Pemberi ijin tidak turun.
Kami gagal berangkat karena masalah visa
tinggal yang hanya sisa 4 bulan. Sedangkan syaratnya minimal sisa 6 bulan.
Belum saatnya kami berangkat. Ada aroma kecewa dan menyesal karena baru tahu
tentang syarat itu belakangan.
"Ya sudah, kita usaha tahun berikutnya ya..." hibur saya pada anak-anak.
Di luar dugaan, tahun berikutnya (2013) saya
dan anak-anak tidak boleh kembali ke Mesir setelah agenda mudik lebaran kami di
kampung. Kondisi keamanan Mesir saat itu yang jadi alasan perusahaan suami
tidak mengijinkan kami (kecuali suami) kembali. Walaupun akhirnya, awal tahun
2014 kami diijinkan kembali. 2 anak kami tidak mau ikut lagi. Mereka sudah
terlanjur betah di sekolah barunya.
Umrah bareng dari Mesir, kini sudah tidak
mungkin lagi :'( Tapi saya dan suami tetap berniat umrah tahun 2014 setelah
musim haji. Sayang, kalau tidak pergi ziarah ke Baitullah. Kami sudah tinggal
hampir 4 tahun di sini lagipula Mesir-Saudi jaraknya tidak lebih dari 2 jam
saja naik pesawat.
Kabar Baik
Awal 2014, saya dan suami mendaftar haji di tanah air.
Sebagai wujud dari niat kami. Daftar haji yang antriannya luar biasa
panjang itu kami abaikan. Sudah kadung niat, lamanya menunggu tidak jadi
masalah.
Kami dapat nomor antrian tahun 2029. Saat itu
umur saya 53 dan suami 55 tahun. Kami berharap, mudah-mudahan kami berdua diberikan kesehatan
sampai waktu berangkat nanti. Iri juga lihat teman-teman yang sudah berhaji
saat masih muda. Tapi mau bagaimana lagi kalau memang harus antri 15 tahun.
Masa harus nyerobot? :D
Bulan Agustus usai pulang mudik lebaran lalu, suami dapat info dari
teman mahasiswa. WNA yang tinggal di Mesir bisa lagi berhaji dari sini. Ada
travel mahasiswa Indonesia yang bekerja sama dengan travel Mesir yang
mengurusnya. Tahun sebelumnya berhasil memberangkatkan jamaah.
Segera kami lengkapi syarat-syaratnya beserta DP sejumlah 50$ per orang. Tidak
ada kendala, karena beberapa surat seperti surat vaksin meningitis sudah ada sebelumnya
(untuk ngurus umrah 2012 yang gagal itu).
Sengaja saya tidak mengabari saudara-saudara
kami dan melarang orang tua memberi kabar bahwa kami mendaftar haji. Karena
keberangkatan kami belum pasti. Biarlah cukup orang tua saja yang tahu untuk
memberi support do'a untuk kami.
Menanti Undangan
Namun memperoleh visa haji tak semudah yang
saya bayangkan. Setelah hampir 2 minggu berkas masuk ke kedutaan Arab Saudi,
mereka meminta tambahan paspor lama untuk dilampirkan. Yaa Tuhan... paspor lama
saya sudah mengungsi ke Indonesia. Paspor lama suami tidak ada masalah karena
selalu dia bawa. Ya sudah tetap saja berkas kami kembalikan (tanpa paspor lama
saya) ke kedutaan. Berharap pada takdir baik.
25 September 2014, 8 hari sebelum waktu wukuf
belum juga ada kabar tentang kejelasan visa haji kami. Dari 150 orang yang
mendaftar, baru 30 orang yang keluar namanya. Tapi nama saya dan suami tidak
ada di sana. Namun berita baiknya, 80% sudah disetujui
tinggal proses cetak saja. Harapan masih ada.
Kabar kurang baiknya, mesin cetak visa kedutaan
Saudi rusak sehingga 80% yang sudah positif visanya di setujui tidak bisa
segera diketahui namanya. Duh Allah.... Ijinkan kami berangkat, mudahkan urusan
kami untuk memenuhi panggilanMu.
Sampai tanggal 27 September pagi, belum juga ada
kabar. Sampai akhirnya jam 10 malam itu, suami menerima kabar kalau visa
hajinya keluar. Alhamdulillah....
Sedangkan saya??? Belum ada kabarnya. Saya bilang ke
suami, "kalau kamu yang harus berangkat duluan, aku ikhlas.."
Tanggal 28 September dinihari, handphone suami
berdering.
"Pak Ismail, Alhamdulillah visa istri bapak sudah keluar pak.." kata suara diujung telepon. Suara ustadz Erwin.Sontak saya terbangun mendengar kabar itu dan tidak lagi bisa memejamkan mata. Mengucap syukur berulang-ulang. Saat itu juga kami berdua mengabari orang tua dan saudara-saudara kami di Indonesia. Berterima kasih atas do'a yang telah mereka panjatkan.
Dari 150 orang yang mendaftar, hanya 100 orang yang visanya disetujui termasuk kami berdua.
Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaaha
Illallah....
Undangan yang seharusnya tahun 2029, sampai
pada kami 15 tahun lebih cepat.
Persiapan
Jadwal keberangkatan yang sudah disusun
sebenarnya tanggal 28 September sore. Semua keperluan sudah saya siapkan, untuk
berjaga-jaga jika tiba-tiba berangkat. Namun ternyata, tiket pesawat
sudah terlanjur di cancel karena molornya visa.
Agak panik (namun pasrah) lantaran menurut info
yang saya baca bandara King Abdul Aziz ,Jeddah akan ditutup seminggu sebelum wukuf.
Padahal hari itu wukuf sudah kurang 5 hari lagi. Ternyata info terbaru, bandara
tutup hari Selasa 29 September pukul 00.00 waktu Saudi.
Jadwal keberangkatan digeser tanggal 29
September malam, ini adalah penerbangan terakhir sebelum bandara tutup.
Finally, sore itu kami berihram dan
bertalbiyah. Berangkat dari Maadi, rumah kami di Kairo. Bersiap memenuhi
undangan tak terduga. Undangan jamuan Cinta dari Allah....
Kami penuhi undanganMu ya Rabb...
_________
Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu...Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, kecuali atas iIjinNya. Dan tidak ada yang pasti di dunia kecuali kematian......
Aziziyah, Makkah
9 Oktober 2014
Advertisement
16 comments:
Subhanallah begitulah jika Allah sudah menghendaki, halangan apapun bisa dilalui, saya menangis haru membaca cerita ini. Mudah-mudahan hajinya mambrur, baarakallah mohon doanya agar saya juga bisa dipanggil kembali menunaikan ibadah haji, aamiin
Subhanallah...saya terharu membacanya Mbak, kalau memang Allah sudah memanggil untuk berhaji, rintangan seberat apapun Insya Allah terlewati ya.... Berharap. di waktu mendatang saya juga bisa berhaji Aminnn
Subhanallah. Inshaa allah saya juga ingin berhaji sebelum saya terlau tua
Mbak @Titi Alfa Khairia....
Aamiiinnn... makasih do'anya ya mbak. Semoga undangan Allah segera sampai pada mbak Titi dan suami. Haji itu bersabar dan ikhlas....
@Memez....
Betul banget mbak. Sampai sekarang saya juga masih suka mikir betapa Allah selalu membuat hidup saya penuh kejutan.
Kadang rencana yang sudah kita susun baik tidak terlaksana. Tapi ternyata Allah menggantinya dengan yang lebih indah dari yang kita duga.
Semoga mbak Memez segera sampai ke Baitullah. Aamiiinnn...
@RU's Journal
Aamiiinn.... do'a kami buat mbak.
Subhanallah, Allah Maha Mendengar doa umatNya ya mbak...
Alhamdulillah senangnya ya mbak, sudah lengkap rasanya. Semoga menjadi hajjah yang mabrur dan semakin dekat lagi kepadaNya. Aminnn...
Baru aja kemarin, ada yang share lama waktu nunggu pergi haji yang paling sedikit 7,5 tahun, lalu bilang ke suami, pengen haji sebelum renta.
Jadi kalau bisa udah mulai mikir nabung dan daftar untuk pergi haji mulai sekarang.
Mudah-mudahan terwujud ya mbak ^__^
nice blog!Subhanallah..
would you like to follow each other? :)
http://choccopost.blogspot.com/
Allhamdulillah ikut senang mendengernya mbak, semoga saya juga bisa segera kesana
Aamiiinnn.... terima kasih do'anya mba.
Semoga Allah mudahkan jalan, menguatkan niat, dan membukakan pintu rejeki buat mba Mayya bersama suami untuk menyempurnakan rukun Islam ini. Aamiinn YRA...
Aaminn... aamiiinnn...YRA...
InsyaAllah mbak Lidya. Semoga semua mendapat kemudahan untuk mewujudkan niat menuju Baitullah...
baru baca.. dan merinding mbak.... insya Allah niat kami juga akan dimudahkan dan dilancarkan oleh Nya....
salam kenal mb.. :)
Aamiiinn Allahumma Aamiinn..
Kalau sudah berniat insyaAllah dimudahkan jalannya oleh Allah SWT..
Salam kenal kembali Mbak.. Terima kasih sudah singgah kemari 😉
ALhamdullilah, Jadi kepikiran lewat negara suami, di Indonesia nunggunya lamaaaaaaaaaaa.
Bahkan tahun ini dihebohkan dengan berita jamaah haji "ganti" pasport filipna sementara. Ya Allah....
Iya mbak, 30 tahun lhoooo... Soalnya kan sekarang didahulukan orang2 tua berusia lanjut. Lha kalau kita masih muda tapi nunggu 30 lak yo sami mawon nanti berusia lanjut pas berangkat huhuhu....
Saking lamanya sampai menghalalkan segala cara gitu yo mbak..
Post a Comment